My Year in Books 2016

large (28).jpg

 

Hai…

Seperti biasa, menjelang pergantian tahun, aku akan merangkum kembali buku-buku yang sudah aku baca sepanjang tahun 2016 ini. Kata Goodreads sih, aku sudah baca 52 buku. Dua buku lebih banyak dari tahun lalu. Yeay…!

Sebenarnya aku ingin sekali membuat review dari setiap buku yang aku baca, tapi karena satu dan banyak hal, keinginanku yang satu itu belum bisa tercapai. Semoga tahun depan bisa aku wujudkan ya. Paling enggak, satu dua review per bulannya, jadi blog ini nggak dipenuhi laba-laba 😆

Baiklah. Daripada mengeluhkan niat dan kenyataan yang nggak pernah sejalan, aku langsung aja ya.

Berikut daftar buku yang sudah aku baca sepanjang tahun 2016 (yang datanya aku ambil dari Goodreads Reading Challenge 2016 milikku):

capture-1

2016 dibuka dengan buku-buku yang menyenangkan. Untuk pertama kalinya aku baca K-Toon dan novel mandarin. Ternyata asyik banget ceritanya. Terima kasih banyak untuk Penerbit Haru yang sudah mengirimkan buku-buku itu 💕

capture-2

Melihat Api Bekerja adalah buku puisi (prosa) pertama yang aku baca tahun ini. Selain jatuh cinta dengan kata-kata yang dirangkai Aan Mansyur, aku juga jatuh cinta dengan ilustrasi Emte. Mereka saling melengkapi.

capture-3

Tahun ini aku masih membaca young adult dengan tema LGBT. Ari & Dante adalah pasangan favoritku. Aku sangat iri dengan persahabatan mereka.

Oh iya, karena di sini ada Cantik Itu Luka, aku mau bahas sedikit tentang novel yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa itu. Cantik Itu Luka adalah novel yang sinting (dalam artian baik). Keren banget lah pokoknya. Awalnya aku pikir aku nggak akan suka karena aku penggemar cerita kontemporer, tapi ternyata aku salah. Aku suka banget Cantik Itu Luka dan nggak akan pernah lupa dengan kesan yang aku rasakan setelah membaca novel itu.

capture-4

A Little Life. Bacaan terbaikku tahun ini karena Jude sukses membuat hatiku hancur berantakan dengan kisahnya 💔 Sekarang, setiap lihat covernya, aku langsung sedih gitu  T_T

capture-5

Prisca Primasari dan Annisa Ihsani. Mereka menambah daftar penulis lokal favoritku yang karyanya nggak boleh aku lewatkan. Agak menyesal memang, kenapa baru baca karya mereka di 2016 ini. Tapi, lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali. Ya kan?

capture-6

Aku mau membuat pengakuan. Sebenarnya aku masih belum paham dengan Sputnik Sweetheart. Jadi, Sumire sebenarnya ke mana, dear Mr. Murakami?

capture-7

More Happy Than Not memberikan kejutan yang membuat hatiku hancur berantakan. It’s a bittersweet story that I will never forget.

Dan aku masih menunggu suara Rangga membacakan puisi-puisi di Tidak Ada New York Hari Ini.

capture-8

Ah, jadi ingat kalau aku belum membuat review Forbidden di blog. Rasa sakit saat membaca kisah Lochan dan Maya masih terlalu nyata. Aku belum sanggup mengingat kembali cerita mereka. Dan aku masih memikirkan pertanyaan yang sama setiap mengingat novel ini. Best young adult I read this year, for sure.

capture-9

Aku berharap banyak remaja yang membaca Teka-Teki Terakhir because it’s so damn good.

capture-10

Tiga buku kumpulan puisi (prosa) dan favoritku jatuh pada The Book of Forbidden Feelings. Saking cintanya, buku itu sampai aku bawa ke mana-mana.

Capture 11.JPG

Milk and Honey adalah buku puisi (prosa) terbaik dari sekian banyak buku puisi yang aku baca tahun ini. It hits too close to home.

large (27).jpg

Di bawah ini adalah dua buku terakhir yang aku baca di 2016. Sebagai penutup, mereka memberikan kesan yang mendalam. Keduanya membuatku merinding dengan caranya masing-masing.
Capture 12.JPG

Itu dia 52 buku yang aku baca tahun ini. Cukup beragam juga, ternyata.

Yang pasti aku nggak menyangka akan membaca cukup banyak buku puisi, padahal rencananya cuma mau baca satu dua buku. Aku memang bukan penggemar puisi karena menurutku puisi cukup sulit untuk dipahami. Tapi setelah mencoba membaca buku-buku itu, aku jadi paham kenapa banyak orang suka dengan puisi. Rangkaian kata yang terlihat sederhana ternyata bisa mempunyai makna yang begitu dalam. Indah, kan?

Oke deh. Cukup sekian rangkuman buku yang sudah aku baca sepanjang 2016 ini.

Ada buku favoritmu juga nggak? Atau malah nggak ada? Share with me, I’d be happy to hear 😉

4 thoughts on “My Year in Books 2016

  1. Sputnik Sweetheart itu novel Murakami favorit saya, sudah baca cerpen Man-Eating Cats belum?
    The Vegetarian juga bacaan berkesan buat saya di tahun ini, dan seneng banget waktu itu pas jadi pemenang Man Booker, soalnya jagoan dari Indonesia ga masuk shortlist.

    • Hai, Arip. Salam kenal.
      Cerpen Murakami ya? Belum, nanti aku coba cari 😃
      Iya, sayang Beauty Is A Wound nggak masuk shortlist ya, tapi The Vegetarian memang bagus sih. Awal cerita agak lambat menurutku, tapi perlahan menarik juga.

Leave a comment