[Book Review] Forgiven

forgiven

Judul: Forgiven

Genre: Romance, Science Fiction (?)

Penulis: Morra Quatro

Penerbit: Gagas Media

Tebal: 266 halaman

Harga: Rp. 36.000

Terbit: November 2010

Rating: 4 of 5 stars

Sinopsis

DIALAH YANG PERTAMA.

Maniak Fisika. Pengagum Albert Einstein. Setia kawan. Si iseng dan suka usil, kalau sisi kekanak-kanakannya sedang kumat. Karla bisa menyebutkan sederet lagi hal unik tentang Will. Betapa tidak, selama bertahun-tahun, laki-laki itu adalah sahabat terbaiknya. Dan bagi Will, dia adalah tempat berbagi rahasia dan mimpi-mimpi yang tak sembarang orang tahu. Namun, siapa sangka, ternyata itu tak cukup untuk membuatnya merasa mengenal laki-laki itu.

DIALAH SATU-SATUNYA.

Takada yang bisa menggantikan Will. Ke mana pun dia pergi, dengan siapa pun diaakrab, Will tetap yang paling spesial. Seperti bintang Polaris yang selalu berada di utara Bumi, demikianlah keberadaan Will di hati Karla. Selamanya.

DIA, YANG TAK TERLUPAKAN.

Kepergian Will tak ubahnya bagaikan El Nino—memporakporandakan hati Karla habis-habisan.Jarak membuat rindu Karla merajalela. Dia kehilangan bagian terbaik dalam hidupnya. Tapi perasaan kehilangan itu tak seberapa dibanding rasa kaget saat mendengar berita buruk tentang Will. Karla mendengarkan suara hatinya sekali ini—dia tak akan membiarkan Will menghadapi semua itu seorang diri….

FORGIVEN, sebuah kisah tentang lelaki pemuja Champagne Supernova dan perempuan yang selalu menanti bintang itu.

Cerita ini dibuka dengan adegan William Hakim dan Karla berada di ruang jenguk sebuah penjara di Massachusetts.

Keduanya adalah sahabat sepuluh atau sebelas tahun yang lalu, waktu mereka masih sama-sama sekolah di Yogya. Bersama 4 orang lainnya, mereka tergabung dalam geng sekolah. Khas anak SMA, mereka pernah membuat masalah di sekolah, tapi masalah itu justru mengeratkan persahabatan mereka.

Will itu siswa yang cerdas. Dia cinta fisika. Matanya selalu bersinar, memancarkan kecerdasan yang dimilikinya. Karla mengagumi sahabatnya itu. Dia bisa membayangkan suatu hari Will akan kuliah di MIT dan menerima nobel fisikanya.

Lulus SMA, Karla pergi ke Singapura sebelum melanjutkan sekolahnya di Boston. Sebelum pergi, dia mencari Will, tapi laki-laki itu menghilang, entah ke mana. Sampai suatu hari, Will menemuinya di Singapura. Ternyata Will juga akan melanjutkan kuliah ke Amerika, ke MIT. Will ingin mengejar cita-citanya di sana.

Seharusnya mereka bisa bahagia karena berada di negara yang sama, bisa menjalin perasaan yang mereka punya. Tapi hidup tidak berjalan semudah itu. Will meminta Karla untuk tidak menemuinya lagi. Hingga akhirnya mereka kembali bertemu dan hanya penyesalan yang tersisa.

Everyone makes mistakes. But only a few could forgive. Padahal ada banyak kesalahan yang hanya perlu dimaafkan, bukan dihukum. An eye for an eye will make us all blind.

Review:

Huaa…, sukses dibikin nangis sama William Hakim. Hiks… T_T

Aku baca buku ini setelah mendapat rekomendasi dari Fakhrisina, penulis Seri Bluestroberi Confession. Ini pertama kalinya aku membaca karyanya Miss Morra, and yes, I’m falling in love with this novel.

Tema yang diangkat dalam novel ini adalah fisika. Iya, pelajaran yang paling aku benci sejagat raya itu, dibahas di sini Tapi Morra berhasil menyuguhkan cerita ini tanpa membuat kepalaku pusing. Narasinya cerdas. Ceritanya mengalir. Prolognya sukses membuatku penasaran dengan apa yang terjadi sama Will sampai dia bisa dipenjara seperti itu.

Menurutku yang paling menarik dari novel ini adalah konfliknya dan juga karakter William Hakim. Karakternya digambarkan sangat kuat. Susah kayaknya untuk nggak jatuh cinta sama dia. Will nggak digambarkan romantis. Malah kadang dia terkesan angkuh, tapi ada sisi dari dirinya yang bikin aku suka sama dia. Entah apa.

Sama seperti Karla, aku merasa apa yang dialami Will dalam hidupnya itu sangat nggak adil. But he said, “Life’s fair.” Well, Will, aku rasa kamu berhak hidup seratus tahun lagi. *sedih lagi deh*

Ada banyak adegan yang aku suka dalam Forgiven ini, di antaranya  adegan pas Will boleh masuk ke rumah Karla, adegan di lab waktu Will sakit, dan adegan di eskalator (it’s so romantic *blush*). Karla dan Will memang saling mencintai, Walau mereka nggak pernah mengumbar kata cinta, mereka tahu kalau mereka itu saling cinta. Itu yang aku suka dari kisah mereka. Tapi nih, adegan yang paling kena banget itu adegan terakhir Karla dan Will. Damn, Miss Morra sukses bikin aku nangis bombay di adegan itu. Terlalu banyak penyesalan. Penyesalan yang nggak mungin bisa diubah lagi… T_T

Image source: here. Edited by me.

Image source: here. Edited by me.

Sama seperti kisah Will yang tidak berjalan sempurna, novel ini juga masih punya sedikit kekurangan, tapi kemampuan Miss Morra dalam mengolah cerita dan kuatnya karakter Will menutupi semua kekurangan itu. Opening dan endingnya kena banget. Makanya, walaupun telat (buanget), aku memasukkan Forgiven sebagai salah satu novel terbaik yang aku baca tahun ini. Kalau ingin membaca cerita cinta yang lain dari yang lain, aku merekomendasikan novel ini.

Will, oh Will, teruslah bersinar…

Leave a comment